dopsi cloud computing di Indonesia kian pesat dalam beberapa tahun terakhir. Hasil riset Fasilkom UI, BSSN, ACCI mencatat sektar 67,7% sektor publik di Indonesia mengadopsi cloud computing sebagai infrastruktur transformasi digital.
Kendati demikian, upaya transformasi digital di Indonesia bukan tanpa hambatan. Mengutip riset berjudul “Tantangan Terkini Transformasi Digital Sektor Publik di Indonesia” yang dipublikasikan pada pertengahan Februari lalu, ada sejumlah tantangan, penghambat, dan pendukung percepatan transformasi digital di Indonesia.
Berikut sejumlah tantangan berikut faktor pendukung dan penghambat adopsi cloud computing yang dapat menjadi dasar pengambilan keputusan strategis.
Tantangan Transformasi Digital di Indonesia
Menurut hasil wawancara dan survei yang melibatkan 31 responden dari berbagai instansi di Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, Bali, dan Nusa Tenggara Barat, ada enam tantangan yang teridentifikasi dalam adopsi cloud computing di Indonesia. Berikut keenam tantangan tersebut.
Kuantitas dan Kualitas SDM Kurang
Minimnya kuantitas dan kualitas SDM dalam suatu instansi atau perusahaan dapat menjadi penghambat proses transformasi digital yang paling menonjol. Data demografi dalam studi ini menunjukkan bahwa sebagian besar institusi memiliki tim IT yang relatif kecil untuk mengembangkan, operasional, dan pemeliharaan.
Isu Regulasi dan Kebijakan
Beberapa peraturan dan regulasi tumpang tindih di beberapa tingkat pemerintahan yang dapat memicu miskoordinasi dalam pelaksanannya. Sementara itu, beberapa aspek penting seperti perlindungan data dan privasi, implementasi cloud computing, dan pengelolaan data justru belum diatur secara jelas.
Isu Keamanan dan Perlindungan Privasi
Keamanan dan perlindungan privasi menjadi salah satu perhatian utama. Hanya saja, kasus pembobolan data pada layanan atau situs pemerintah justru kian marak. Hal ini menunjukkan pentingnya arsitektur sistem yang andal dan personel yang kompeten untuk mencegah risiko keamanan siber.
Penerapan keamanan dan perlindungan privasi dapat dilakukan dengan mengkaji risiko yang mungkin terjadi sehingga pemilik aset dapat mengetahui prioritas risiko. Selain itu juga perlu dilakukan penetapan data yang dikelola agar dapat disimpan sesuai dengan klasifikasinya untuk memudahkan pengelolaan dan pengamanan.
Isu Infrastruktur IT
Tidak semua institusi mengadopsi infrastruktur yang sedang berkembang seperti cloud computing untuk mengotomatiskan manajemen infrastruktur IT.
Integrasi Sistem dan Layanan
Sebagian besar sistem IT dikembangkan secara terpisah sehingga mempersulit proses integrasi. Diperlukan bantuan dan solusi lebih lanjut, terutama untuk instansi pemerintah yang belum matang dalam mengimplementasikan solusi IT.
Resistensi Organisasi
Kondisi resistensi mengacu pada perubahan yang membutuhkan adaptasi dari semua pemangku kepentingan sebagai bagian dari proses transformasi digital. Adanya perlawanan atau penolakan dari anggota perusahaan atau instansi mungkin dialami, terutama dari senior yang enggan mempelajari sistem atau teknologi baru. Diperlukan peran kepemimpinan yang kuat dan pelatihan untuk menghilangkan adanya penolakan.
7 Faktor Pendorong Adopsi Cloud Computing
Sumber: freepik
Untuk menghadapi tantangan adopsi cloud computing, ada lima faktor utama pendorong di sektor publik. Faktor pendorong ini dapat menjadi acuan untuk perusahaan dan instansi pemerintah mengungkap urgensi adopsi solusi cloud. Berikut tujuh faktor utama pendorong adopsi cloud di Indonesia.
Kesesuaian Layanan dengan Kebutuhan
Semakin sesuai layanan yang ditawarkan oleh provider cloud computing terhadap kebutuhan bisnis dan instansi, maka semakin besar kemungkinan untuk menggunakan solusi tersebut. Setidaknya ada sembilan karakteristik cloud yang sesuai dengan kebutuhan bisnis dan instans. Kesembilan karakteristik tersebut mencakup keamanan informasi dan perlindungan privasi, responsivitas layanan bantuan, kemudahan integrasi, performa yang andal, implementasi mudah, skalabilitas, standar dan sertifikasi, lokasi server, dan fasilitas uji coba.
Inovasi Organisasi
Perusahaan dan instansi yang memiliki tim cukup matang dan mengikuti perkembangan IT memiliki awareness dan persepsi positif terhadap cloud. Adopsi cloud diyakini mampu mengakselerasi inovasi dalam proses transformasi digital.
Persepsi Manfaat
Persepsi mengenai faktor keinginan berinovasi dan manfaat cloud termasuk kemudahan mengelola infrastruktur, waktu lebih banyak untuk berinovasi, penghematan pengeluaran, dan keamanan informasi serta perlindungan privasi.
Jumlah Pengguna Layanan IT
Cloud dapat menjadi solusi untuk memberikan layanan atau sistem yang andal bagi perusahaan atau instansi pemerintahan dengan banyak user dalam satu waktu. Semakin banyak pengguna yang menggunakan layanan publik, cloud akan terlihat menjadi solusi infrastruktur lebih andal, fleksibel, dan efisien.
Dukungan Pimpinan
Pimpinan memiliki peran penting dalam mendorong adopsi cloud computing untuk menginstruksikan secara spesifik hingga ke level pemilihan brand provider.
Kebijakan dan Regulasi
Sektor publik dapat secara efektif dipengaruhi oleh kebijakan bersifat top-down dengan memperhatikan poin regulasi dalam mengadopsi cloud computing agar dipastikan kesesuaian dan kepatuhan yang berlaku pada perusahaan dan instansi publik.
Pengaruh Sosial Antar Instansi
Adopsi cloud computing dapat dilakukan melalui replikasi inovasi dengan studi banding antar instansi atau perusahaan serupa. Implikasinya adalah penyedia cloud perlu memfokuskan penetrasi awal yang kerap menjadi rujukan inovasi IT.
Faktor Penghambat Adopsi Cloud Computing di Indonesia
Secara garis besar ada tiga masalah yang menghambat adopsi cloud computing, diantaranya isu akses dan kontrol data, kekhawatiran keamanan dan privasi, serta isu terkait regulasi. Berikut faktor penghambat yang dimaksud.
Akses dan Kontrol Data
Kekhawatiran akses dan kontrol data didasarkan ketakutan mengalami kesulitan untuk mengakses dan mengendalikan data yang disimpan. Meski pun menggunakan cloud, mereka tetap harus bisa mengakses dan mengelola data yang dibutuhkan kapan pun secara mandiri ketika dibutuhkan.
Isu Keamanan dan Privasi
Privasi dan keamanan cloud menjadi faktor sangat penting karena tingkat pengetahuan yang masih rendah, sehingga masih ada keraguan saat mengadopsi cloud.
Pengetahuan SDM dan Kompetensi Teknis Kurang
Keterbatasan jumlah personel IT tak sebanding dengan jumlah pengguna dan masyarakat yang dilayani. Diperlukan sosialisasi dan bimbingan menumbuhkan kesadaran penggunaan dan pemanfaatan cloud sebagai solusi untuk mengatasi permasalahan.
Kesulitan Integrasi Cloud dengan Sistem Lain
Integrasi antara satu sistem dengan lainnya harus berlangsung lancar dan tanpa hambatan.
Keandalan dan Performa Cloud Kurang
Reliabilitas dan keandalan layanan cloud dapat menghambat adopsi cloud computing terutama dalam kondisi tertentu, seperti di era pandemi COVID-19.
Alibaba Cloud Menjawab Hambatan saat Adopsi Cloud
Berkaca pada pembahasan di atas, Alibaba Cloud menawarkan solusi untuk menghadapi tantangan, faktor pendorong, dan penghambat adopsi cloud computing demi mendorong transformasi digital di Indonesia. Alibaba Cloud menghadirkan solusi dengan jaminan keamanan privasi dan akses data yang menjadi perhatian utama instansi pemerintahan.
Solusi Alibaba Cloud membantu bisnis dan instansi pemerintah dalam menyediakan layanan cloud computing yang responsif, mudah dihubungi, dan cepat tanggap ketika terjadi masalah dengan layanan.
Untuk menjawab tantangan lainnya, Alibaba Cloud memastikan telah mengakomodir kebijakan dan regulasi pemerintah setempat demi mempercepat transformasi digital. Bukan hanya berpedoman pada regulasi pemerintah pusat, Alibaba Coud juga comply dengan regulasi internal pemerintah terkait implementasi cloud.
Alibaba Cloud didukung teknisi dan tim IT berkompeten akan membantu perusahaan swasta dan instansi pemerintah demi mengakomodir keterbatasan SDM berkualitas, resistensi internal, dan kemampuan teknis terhadap adopsi cloud. Alibaba Cloud juga memberikan program pelatihan dan sosialisasi penggunaan cloud hingga tahap uji coba secara rutin bagi perusahaan dan instansi terkait. Berikut empat keunggulan Alibaba Cloud untuk memenuhi kebutuhan cloud computing Anda.
Agility
Membantu bisnis untuk lebih cepat berinovasi dan menyediakan sumber daya ketika dibutuhkan, mulai dari storage, database, machine learning, hingga data analytics.
Elastisitas
Tak perlu menyediakan sumber daya secara berlebihan di awal, kini meningkatkan atau menurunkan kapasitas dan skala resources dapat dilakukan secara instan sesuai kebutuhan bisnis.
Hemat Biaya
Anda hanya perlu pay-as-you-go sehingga biaya variabel menjadi jauh lebih rendah tanpa harus mengorbankan CAPEX dan OPEX perusahaan.
Deployment Cepat
Deployment dapat dilakukan hanya dalam hitungan menit dengan beberapa kali klik untuk memudahkan transformasi bisnis.
Data Center di Indonesia
Untuk menjamin keamanan data user dan memenuhi regulasi pemerintah, Alibaba Cloud hingga saat ini telah memiliki tiga data center di Indonesia.
Dapatkan Solusi Cloud Computing dari Alibaba Cloud di BPT
Saatnya menyediakan solusi cloud computing yang fleksibel dan aman bagi bisnis dan instansi Anda dengan solusi andal dari Alibaba Cloud. Blue Power Technology (BPT) sebagai authorized partner di Indonesia telah bekerja sama dengan Alibaba Cloud dalam memberikan solusi cloud computing yang optimal untuk mendukung transformasi digital di Indonesia.
BPT memiliki tim profesional dan bersertifikasi yang siap membantu Anda melewati setiap proses, mulai dari konsultasi hingga dukungan after sales untuk menjamin keamanan aplikasi dari trial and error. Dapatkan solusi Alibaba Cloud dari BPT sekarang dengan menghubungi kami di marketing@bluepowertechnology.com.
Penulis: Ervina Anggraini - Content Writer CTI Group